Benih Perkebunan

Berbisnis Bibit + Investasi di Kebun

 

Dalam beberapa kasus ada banyak penangkar bibit perkebunan yang merasa terpuruk ketika bahan tanam yang diproduksinya tidak laku. Apalagi mengingat masa pandemik program pengadaan bibit APBN dapat seketika direfokusing untuk hal yang lebih penting. Lalu bagaimana seharusnya penangkar menyikapi hal tersebut?

Hal yang penangkar lupakan adalah bibit yang ia produksi merupakan asset berharga yang bisa menjadi barang investasi. Sehingga salah besar jika kemudian penangkar memusnahkan bahan yang ia hasilkan karena sudah lewat umur sertifikasi atau tidak ada pasar.

Cara yang paling cerdas adalah dengan membagikan bibit dengan model kerjasama. Penangkar dapat membangun kerjasama. Petani yang mendapatkan bibit secara gratis dapat memasarkan hasil kebunnya kelak kepada penangkar.

Jadi bisa dibayangkan apa yang terjadi ketika produsen benih vanili atau kakao membagikan bibitnya. Maka setelah 2 tahun ia sudah dapat hasil panen dari kebun petani. Apalagi jika bibit yang dibagikan hingga ribuan batang.

Itu sebabnya penting bagi penangkar memiliki petani binaan lalu membentuk koperasi untuk nantinya memfasilitasi pemasaran. Lalu kemudian membantu koperasi mengakses berbagai bantuan dan pinjaman. Pada saat panen koperasi menjadi tempat penjualan hasil yang keuntungan dapat penangkar nikmati.