Penangkar Sukses VS Penangkar Tidak Sukses
Bisnis penyediaan benih sesungguhnya adalah megabisnis yang pasarnya tidak ada matinya. Hanya, banyak penangkar bibit tidak beranjak dari usaha skala UMKM dan hanya mampu bertahan selama 5 tahun. Namun di sisi lain, terdapat sejumlah penyedia bibit yang mampu berkembang menjadi pengusaha besar.
Lalu, apa yang membedakan penangkar sukses dengan penangkar tidak sukses?
Pertama, penangkar sukses umumnya mengikuti aturan yang berlaku meskipun kadang tidak mudah. Pada tahun 2017 ada banyak “penangkar vanili dadakan” yang memasarkan benih vanili secara illegal. Namun akhirnya yang menikmati pertumbuhan pasar dan sukses meningkatkan usahanya adalah penangkar yang legal.
Kedua, penangkar sukses umumnya berorientas pada pengembangan jejaring, mutu dan mendiversifikasi pasar. Penangkar tidak sukses biasanya hanya terpaku pada pengadaan pemerintah dan berjejaring dengan pejabat berwenang dari tingkat kabupaten sampai pusat. Penangkar sukses mengembangkan berbagai pasar seperti pengadaan pemerintah, reklamasi tembang, swasta, dana desa serta pasar bebas. Mereka berjejaring dengan berbagai pelaku usaha termasuk petani. Lalu secara aktif menciptakan sistem pengembangan perkebunan memfaatkan berbagai sumber pembiayaan seperti KUR dan investor untuk memampukan petani membeli bibit.
Ketiga, penangkar tidak sukses umumnya mengalami disorientasi dalam pemanfaatan dana saat memperoleh keuntungan. Seringkali dana habis pada kegiatan konsumtif. Meskipun mendapatkan keuntungan namun tidak ada perbaikan pada nursery dan kesejahteraan karyawan. Sementara penangkar sukses akan menggunakan dana yang diperoleh untuk perbaikan nursery, investasi dan beramal sehingga wajar jika usaha berkembang menjadi lebih besar ke depannya.