Benih Perkebunan

Perbandingan Keunggulan 9 Varietas Lada

Untuk dapat menghasilkan produksi yang optimal pada perkebunan lada maka Anda wajib menggunakan benih unggul bermutu. Pastikan bahan tanam yang Anda gunakan unggul bermutu dan bersertifikat.

Nah, kabar baiknya, Indonesia ternyata memiliki kekayaan plasma nutfah lada.  Setidaknya ada 9 varietas lada unggul yang telah ditetapkan oleh pemerintah sebagai varietas unggul dan telah digunakan secara luas. Lalu, tahukan Anda kelebihan dari masing-masing varietas unggul tersebut?

Varietas Natar 1, biasa diolah menjadi lada hitam. Memiliki produksi tinggi  hingga 4 ton/ha serta moderate tahan busuk pangkal batang (BPB).

Varietas Natar 2, hasilnya digunakan untuk memproduksi lada hitam. Memiliki produksi tinggi  hingga 3,52 ton/ ha. Mampu beradaptasi luas.

Varietas Petaling 1, cocok untuk produksi lada putih. Adapun produksi hasil bisa mencapai 4,48 ton/ha dan ukuran buah besar. Sementar

Varietas Petaling 2, sama dengan Petaling 1 biasa digunakan untuk memproduksi lada putih. Produksi tinggi mencapai 4,12 ton/ha, buah besar, dan moderate tahan BPB.

Varietas Chunuk, hasilnya biasanya digunakan untuk produksi lada putih. Produksi tidak setinggi varietas sebelumnya yakni 1,97 ton/ha, namun keunggulannya berbuah terus menerus sepanjang tahun.

Varietas Bengkayang, biasanya ditanam untuk hasilnya diolah menjadi lada putih. Produksi tinggi bahkan mungkin tertinggi dari varietas yang ada  yakni mencapai 4,67 t/ha. Mampu adaptasi luas.

Varietas Lampung Daung Kecil, ditanam untuk memproduksi lada putih. Produksi tinggi (3,86 t/ha) dan toleran terhadap penyakit busuk pangkal batang.

Varietas Malonan 1, hasilnya lazim diolah menjadi lada putih. Produksi produksi bisa mencapai 2,94 t/ha, berbuah terus menerus. Dengan kadar piperin tinggi (3,82±1,06 %).

Varietas Ciinten, cocok untuk diolah jadi lada putih, produksi tinggi hingga 3,12 ton/ha, malai panjang, persentase buah jadi tinggi dan kadar piperin tinggi (3,85 ±0,35%).