Pupuk organik Blotong Jadi Alternatif Pemupukan Bibit Tebu
Kualitas bibit merupakan salah satu faktor penentu produksi yang sangat penting. Salah satu usaha untuk mendapatkan bibit yang baik ialah dengan cara pemberian pupuk organik.
Dikutip dari Jurnal Klorofil, Heniyati dan Ekki (2018) dalam penelitiannya yang berjudul "Pengaruh Jenis dan Takaran Pupuk Organik Terhadap Pertumbuhan Bibit Tanaman Tebu (Saccharum officinarum L.) di Polybag" menyatakan bahwa pengaplikasian pupuk organik blotong menghasilkan bibit tebu yang baik dibanding dengan dengan aplikasi arang sekam dan kotoran ayam.
Pengaplikasian 10 ton/ha pupuk organik blotong memberikan hasil tertinggi pada tinggi, jumlah daun, jumlah anakan, jumlah akar dan panjang akar bibit tebu.
Pupuk organik blotong merupakan pupuk yang dihasilkan dari limbah industri pabrik gula dari proses klarifikasi nira tebu. Besarnya penumpukan bahan tersebut akan menjadi sumber pencemaran lingkungan bila dibiarkan.
Blotong tebu berbentuk padat seperti tanah berpasir, hitam, mengandung air dan memiliki bau tak sedap. Blotong berpotensi sebagai pupuk organik karena mengandung bahan organik, mineral, serat kasar, protein kasar, dan gula.
Blotong mampu meningkatkan kesuburan tanah sehingga unsur hara yang dibutuhkan bibit tebu dapat terpenuhi. Pupuk blotong bersifat mudah terurai dan mudah terserap oleh tanaman sehingga dapat lebih efektif untuk diaplikasiakan. (TW)